+62 81312542220

Detail Post Blog

Pengalaman Ikut seleksi Beasiswa Kominfo S2 di ITB Tahun 2017 (Bagian I)

Sebenarnya saya sudah kurang berminat untuk melanjutkan pendidikan setelah tidak lulus ujian masuk S2 di UI tahun 2014. Namun keinginan itu muncul kembali saat teman sekantor mengajak saya untuk ikut seleksi beasiswa S2 dari Kemenkominfo. Saya coba krmbali mencari informasi terkait beasiswa tersebut sekitar bulan Pebruari 2017.

Waktu itu saya sedang melihat facebook. Saya melihat status facebook teman kuliah S1 saya dulu di UMB jakarta. Dia memposting status  kelulusannya dari S2 di ITB. Sayabteekejut mengetahui Info ini sekaligus menambah semangat saya untuk kembali melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dan saya memutuskan kali ini saya mendaftar S2 di ITB. Pertanyaannya adalah apakah saya bisa kuliah ITB? 


Baca juga: Pengalaman mengikuti seleksi masuk S2 UI Tahun 2014


Biaya Pendaftaran seleksi masuk di ITB saat itu adalah Rp.650rb. Jika tidak lulus seleksi maka uang itu hangus. Saya tidak mau kehilangan uang itu. Oleh karena itu sebelum mendaftar target saya adalah mendapatkan nilai TPA dan nilai TOEFL yang dipersyaratkan. Saat itu persayaran nilai TPA minimal 475 dan nilai TOEFL 475 atau nilai ELTP 77.

Sebelum mendaftar, saya menanyakan kembali kepada teman saya tentang keseriusannya untuk mendaftar beasiswa DM S2 kemenkominfo. Namun teman saya menyampaikan bahwa setelah dia hitung, ternyata banyak kerugian jika dia  kuliah S2 melalui jalur tugas belajar, mendapatkan beasiswa dan  tugas belajar. Karena ada bisnis yang akan ditinggalkan dan tidak ada yang mengelola bisnisnya itu selain dia. Selain itu, jika tugas belajar maka dia tidak lagi mendapatkan TPP. Ini berat apalagi dia sudah punya anak dan istri. Walaupn teman saya mengurungkan niatnya, saya tetap lanjut untuk mendaftar.

Saya mendaftar TPA yang dilaksanakan dikampus ITB. Kalau tidak salah biayanya Rp. 325rb saat itu. Pemabayaran dilakukan via transfer ATM. Sesuai jadwal TPA, saya berangkat ke Bandung naik kereta Harina dari Stasiun Cirebon yang berangkat jam 00.05 WIB. Sekitar Pukul 4 pagi kereta sampai di Stasiun Bandung. Saya menyempatkan diri untuk shalat shubuh dan setalah itu membeli roti untuk sarapan. Saya menikmati roti yang telah beli sambil duduk menunggu waktu hingga jam 6.30. Ini saya lakukan supaya tidak terlalu pagi sampai di kampus ITB. Saya ke kampus ITB naik ojek online. Sesampainya dikampus, saya masuk lewat gerbang utama di jalan ganesa dan langsung mencari tempat ujian yang telah ditentukan. Berdasarkan info dari googlemap, Saya lewat aula barat menuju tempat ujian. Tibalah saya digedung temoat ujian. Awalnya saya ragu, akhirnya saya tanya ke mbak yang kebetulan  ada disekitar area itu. Ternyata benar lokasinya memang di sin. Pintu masuknya ada di lorong Diantara 2 gedung. Dekat pintu masuk terpampang daftar nama peserta TPA dan nama saya ada dalam daftar tersebut.

Saya langsung masuk ke dalam ruangan, ternyata lokasinya ada di lantai 2, kemudian saya naik melalui tangga. Di atas ternyata belum banyak peserta yang datang. Tempat duduk saya ada di barisan belakang namun bukan yang paling belakang. Ini adalah TPA saya yang pertama yang saya ikuti. Tak selang beberapa lama ada peserta lain yang duduk di sebelah saya. Kami pun mengobrol. Saya bertanya kepada dia. "udah berapa kali mas ikut TPA?". "Ini kedua kalinya saya ikut TPA, sebelumnya nilai saya kurang sedikit lagi. Sekarang saya coba ikut TPA lagi semoga hasilnya lebih baik" jawab dia. "o.. begitu. sukses ya mas..." kata saya menutup obrolan. "Terima kasih mas" kata dia. Saya pun melihat ke sekeliling peserta lainnya sudah masuk dalam ruangan. Pesertanya banyak juga dan relatif masih berusia muda. Saya jadi berpikir, peserta yang masih muda aja  ada yang harus ikut TPA berulang kali supaya bisa lulus. Terus bagaimana dengan saya?cheeky.

Tes pun segera dimulai. Saya mengejarkan soal demi soal sebaik mungkin. Saya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes ini sejak beberapa minggu. saya terbantu karena buku latihan TPA OTO BAPPENAS banyak ditemukan di toko buku. Namun kelemahan saya adalah matematika. Maklum jurusan saya dulu waktu SMA adalah IPS. Saya tidak mau ambil pusing. Saya kerjakan soal-soal yang mampu saya kerjakan dan melewati soal-soal yang saya anggap susah untuk dikerjakan nanti. Saya baru mengerjakan soal-soal yang susah di menit-menit terakhir. Akhirnya selesai juga TPA-nya. Kepala saya sudah sangat pusing mungkin karena terlalu berpikir keras saat mengerjakan soal-soal TPA atau mungkin sarapan saya tidak cukup karena saya hanya makan roti. Saya keluar kampus melalui gerbang utama di jalan ganesa. saya duduk di pinggir jalan. kepala saya masih terasa pusing dan saya juga merasa mual. Saya coba hubungi teman saya yang biasa ke Bandung tiap akhir pekan untuk urusan bisnis. Ternyata hari itu teman saya memang sedang di Bandung. Akhirnya saya menunggu teman saya datang menjemput dan saya bonceng motor teman saya untuk pulang ke cirebon. Jauh hari sebelum hari TPA di Bandung, saya minta tolong ke teman saya, kalau dia je bandung minggu ini tolong bawa 2 helm.

Kami tidak langsung pulang, karena teman saya masih ada urusan bisnis yang harus diselesaikannya. Saya ikut dia ke Lembang. Setelah itu kami pulang ke cirebon. 

Karnawan


Sharing Fantasi, pemikiran, pengetahuan dan pengalaman