+62 81312542220

Detail Post Blog

Sang Petualang - Bagian III : Misi Pertama (1)


(ilustrasi Dewi Puspita Sari) POV Author

Bagian 3 ini author akan menceritakan tentang kisah petualangan Rangga Wicesa selanjutnya. 

Setelah membaca tulisan di prasasti itu. Rangga Wicesa mencoba mempraktikkan petunjuk yang telah dibacanya. Dia mencoba menampilkan layar dan mengucapkan "Tampilkan Layar". sebuah layar muncul di atas telapak tangannya.

Kalau di jaman now layar yang muncul itu disebut tablet, namun ini lebih canggih dari tablet karena tidak memerlukan baterai dan atau colok ke listrik dan hanya Rangga sendiri yang bisa melihatnya.

Layar itu menampilkan status Rangga Wicesa dan keterangan lainnya. 

"Apa kabar tuan Rangga?"
"Saya adalah pemandu tuan, nama saya XSys. Tuan bisa memanggil nama XSys atau cukup dengan menyebut saya pemandu“
"Jika tuan ingin mengetahui suatu informasi, silahkan bertanya kepada saya. Tuan dapat memanggil saya kapan saja."

Itulah tulisan yang pertama kali tampil dalam layar itu. Kemampuan layar ini seperti chatbot berbasis teks. Apabila Rangga bertanya pada layar ini,  maka pertanyaanya akan dijawab dengan teks. Mirip G**gle V**ice ya....hahahaha.​

"Pemandu,  tampilkan statusku“ perintah Rangga pada layar. Layar menampilkan informasi status Rangga.

"Nama : Rangga Wicesa"

"Status : Sang Petualang "

"Tingkat : Pemula"

"Tenaga Dalam: 100/100“

"Kekuatan Fisik: 100/100"

"Kesehatan :100/100“

“kecerdasan : 130"

"Pemandu, apakah misi pertamaku?" Tanya Rangga pada pemandu.

"Misi Pertama tuan adalah mencari kakek tuan yang hilang" Jawab pemandu dalam bentuk teks pada layar.

"Apa ! misi pertamaku adalah mancari kakek, Apakah kakek Braja Musti masih hidup ?“ Rangga merasa kaget sekaligus senang mendengar kabar itu. Dia tak menduga sebelumnya kalau kakek braja musti masih hidup. Rangga mengira tak akan bertemu dengan Kakek Brajamusti setelah kejadian itu.


Baca juga: Sang Petualang - Bagian I: Kakek menghilang


"Kakek tuan masih hidup, beliau berada di dunia lain. Tuan bisa masuk melalui pintu dengan ornamen bintang 4 yang berwana putih. Temukanlah kakek tuan disana. Maaf, saya tidak bisa memberikan informasi keberadaannya secara lengkap." Pemandu yang bernama Xsys itu menjawab pertanyaan Rangga dan memberikan penjelasan.

XSys adalah singkatan dari Extraordinary System. Bukan Exists nama grup band asal malaysia.

Seperti yang sudah diceritakan Sebelumnya pada Bagian II cerita ini. dalam ruangan gua tempat Rangga berada sekarang ini, ada 5 Pintu yang dapat digunakan menuju dunia lain, yaitu Pintu dengan ornamen Bintang 1, 2, 3, 4 dan 5.

"Pemandu untuk melaksanakan misi pertama ini, apa yang harus aku bawa? “

"Tuan rangga, ambilah kantong yang ada di dekat prasasti itu. Semua perlengkapan yang tuan butuhkan ada di dalamnya. Ada uang, senjata, peralatan dan perlengkapan lainnya yang anda butuhkan. Anda tinggal memikirkan atau membayangkan benda apa yang anda butuhkan, ketika tangan anda masuk di dalamnya. Maka benda itu akan ada di tangan tuan dan tuan tinggal menariknya saja. Namun jika benda yang tuan cari tidak ada, maka kantong akan menyala merah. Kantong itu juga bisa menyimpan benda lainnya seperti handphone..... Upssss... Maaf pada jaman ini tuan masih belum mengenal handphone."

"????" rangga heran dan tidak mengerti. 

Saat ini Rangga hidup pada jaman kerajaan dahulu kala di negeri antah berantah. Apa yang dilihat oleh Rangga di dalam ruangan gua ini adalah hal yang luar biasa yang pernah dia lihat selain benda yang telah menelan kakeknya. 

"Perlu tuan ketahui, jika tuan masuk ke dalam pintu dunia lain, maka dengan sendirinya pakaian yang tuan kenakan akan menyesuaikan dengan pakaian orang-orang yang ada di dunia dalam pintu itu. Dan tuan akan memiliki kemampuan berbahasa agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang di dunia itu. " jelas xsys pada Rangga. 

" Jika tuan ingin mengganti pakaian. Tuan tinggal membayangkan bentuk pakaian yang tuan kehendaki, dan masukkan tangan anda ke dalam kantung itu, maka pakaian tuan kehendaki akan ada di tangan tuan " xsys melanjutkan penjelasannya kepada Rangga. 

"Terima kasih atas penjelasannya, baiklah aku akan segera memulai misi ini, akj akan membawa kantong ini dan segera bergegas masuk ke pintu bintang empat" kata Rangga. 

Rangga mrngambil kantong itu dan mrngikatnya di pinggang. Dan bergegas melangkah masuk ke pintu bintang 4. Tubuh rangga masuk ke dalam pintu itu. Rangga hanya melihat kepulan asap dalam pintu itu dan tiba-tiba saja Rangga seperti berada di dalam air. Benar saja rangga sekarang ada di dalam air. Tubuhnya seketika menjadi basah kuyup. Rangga berenang ke atas mencoba naik ke permukaan. Tidak membutuhkan waktu lama bagi rangga untuk sampai ke permukaan air. Akhirnya di muncul dipermukaan air. Saat sampai dipermukaan rangga melihat ke sekelilingnya ternyata dia berada di sebuah danau yang di kelilingi oleh bukit. Rangga berenang ketepian danau.

Padang rumput yang hijau menghampar luas di tepi danau dan bukit bukit tampak berwarna biru dari kejauhan. Rangga naik ke daratan dan merebahkan badannya di atas rerumputan. Pakaiannya yang masih basah sedikit demi sedikit mulai kering oleh panas matahari. Mata rangga menatap langit yang saat itu tampak cerah berwarna biru dihiasi awan putih yang berkejaran diterpa angin di atas sana. Ada yang aneh di atas sana, rangga melihat penampakan bulan di atas sana yang tidak sama seperti bulan yang sering  dia lihat di dunia nya, di sini ada dua buah bulan , satu berwana putih  pucat dan satu lagi berwarna agak hitam.  Rangga terheran-heran melihat pemandangan itu. 


(Ilustrasi penampakan dua bulan)

Rangga kembali teringat tentang misinya di dunia yang di datangi ini yaitu mencari kakeknya. Rangga bangun dari tempatnya merebahkan diri dan duduk.

Rangga melihat telapak tangannya dan berucap "tampakkan layar“. 

“apa ada yang bisa saya bantu tuanku? “ tanya xsys

"Pemandu, apakah kamu bisa memberi tahu aku, di mana aku berada sekarang? “ tanya rangga kepada xsys meminta informasi. 

"Tuan sekarang berada di wilayah kerajaan Tanah Hijau. Kerajaan ini memiliki padang rumput dan hutan yang luas. oleh karena itu disebut sebagai kerajaan tanah hijau" kata xsys memberikan keterangan. 

"kakek pernah bercerita kepadaku bahwa sebuah kerajaan pasti memiliki ibukota atau pusat pemerintahan. Apakah kau bisa menunjukkan arah letak ibukota kerajaan ini berada?" tanya rangga kepada xsys. 

"letak ibu kota sangat jauh dari tempat ini, akan menghabiskan wakyu tujuh hari tujuh malam apabila ditempuh dengan jalan kaki dari sini ke Ibu kota“. 

“wah jauh sekali, apakah ada cara selain jalan kaki untuk pergi ke sana? “

"Selain jalan kaki, tuan bisa berlari menuju ibu kota, itu akan lebih cepat dibandingkan jalan kaki" 

"ah.. Itu sama saja, jalan kaki atau berlari akan menguras tenaga dan melelahkan“

" tuan memiliki kemampuan berlari dan meringankan tubuh tingkat satu. Kemampuan belari tuan lebih dari manusia pada umumnya. Kecepatan lebih tinggi dan lebih hemat energi. silakan tuan mencobanya sendiri, tuan tinggal membayangkan dalam pikiran untuk menggunakan kemampuan berlari. Berlarilah ke arah barat ikuti jalan ini. "

Rangga melakukan apa yang dijelaskan oleh Xsys. Rangga berlari menggunakan kemampuan berlarinya. Dia dapat berlari dengan cepat dan tubuhnya terasa ringan seperti sedang terbang rendah. Dari kejauahan rangga melihat  ada pemukiman penduduk. Rangga mengurangi kecepatan larinya secara berangsur-angsur dan berjalan seperti orang biasa. 

Pemukiman penduduk ini di kelilingi pagar setinggi 3 meter yang terbuat dari potongan batang kayu besar yang disusun secara vertikal mengitari pemukiman ini.  Pintu masuk pemukiman ini berupa gerbang besar, tampak disana orang yang berlalu lalang. Pemukiman ini begitu ramai.  Banyak pedagang yang menjajakan dagangannya kepada pembeli di pinggir jalan. Ini sudah seperti pasar.  Itulah yang dilihat Rangga saat memasuki pemukiman itu. 

Rangga sudah merasa lapar dia terus melangkah mencari rumah makan. Tak jauh di depan tempat makan yang cukup ramai. Rangga pun menuju kesana. Sesampainya disana rangga mencari tempat duduk yang kosong. Dia berjalan menuju kursi  kosong yang berada di pojok ruang warung makan itu. Tak lama kemudaian pelayan pun datang menghampirinya.

"selamat datang tuan di rumah makan kami, apakah tuan ingin memesan makan sekarang?" kata pelayan itu. 

"o.. Iya, Apa makanan yang paling enak di rumah makan ini? " 

"disini makan yang terkenal adalah ayam bakar, kambing bakar dan daging sapi bakar. Tuan mau pesan apa? “

“saya pesan satu ekor ayam bakar dan satu kendi air minuma" 

“baik tuan, tunggu sebentar, saya akan membuatkan dan dan mengantarkan pesanan tuan“

Sambil menunggu pesanannya datang, rangga melihat suasana di dalam warung makan itu.  Tepat di pintu masuk, rangga melihat seorang berpakaian serba putih dan memakai tutup kepala berbentuk caping dengan wajah ditutupi kain cadar transparan dan membawa sebuah pedang di pinggangnya dan buntalan kain di pundaknya. Tampaknya dia adalah seorang wanita, terlihat dari penampilan, postur tubuhnya dan rambutnya yang panjang dan jari-jarinya yang lentik dan kulitnya berwana putih. 

Tampak pelayan menghampirinya,  pelayan itu  menanyakan pesanan makan apa yang diinginkan oleh pusps.  Setelah itu puspa berjalan menuju meja yang berada di sebelah tempat Rangga duduk. Wajah puspa tampak lebih jelas meskipun wajahnya tetutup oleh cadar. Puspa kemudian duduk. Rangga masih menatap wajah wanita itu. Saat wanita itu menyadari kalau ada yang terus memperhatikannya. Dan pandangan mereka bertemu. Rangga mengalihkan pandangannya. 

Tak lama kemudian hidangan yang dipesan oleh Rangga datang.

"Silakan dinikmati hidangannya tuan" kata pelayan itu. 

"oh iya.. Terima kasih“

Rangga langsung menyantap ayam bakar yang ada di atas meja dengan lahap. Tak menunggu lama ayamnya pun habis tinggal tulang-tulangnya saja. 

"Keliatannya tuan muda sedang lapar sekali, terlihat makannya begitu lahap... “

Rangga pun menengok kesebelahnya, ternyata wanita itu mengajak bicara. 

" oh iya... Aku lapar sekali, maaf aku tidak menawarimu makan sebelumnya... " kata Rangga pada wanita itu sambil tersenyum. 

"perkenalkan namaku rangga wicesa, sebut saja rangga" kata rangga memperkenalkan diri. 

"nama saya Dewi Puspasari, panggil aku puspa" 

"Kelihatannya rangga bukan orang dari daerah ini?" 

"ya benar, saya hanya kebetulan lewat pemukiman ini"

Saat mereka sedang mengobrol, seorang pelayan tua datang membawa makanan yang dipesan oleh puspa. 

"Maaf nona, ini makanan pesanan nona, silakan dinikmati" kata pelayan

"Terima kasih pak" kata puspa pada pelayan itu. 

"maaf makanan pesananku sudah datang, aku mau makan makan dulu“ kata Puspa ke pada rangga. 

"oh iya, silakan". Kata rangga. Rangga kembali menikmati minumannya yang masih tersisa. 

"Wanita ini cantik seperti bidadari, matanya biru, kulitnya putih dan sikapnya sopan." kata rangga dalam hatinya memuji wanita yang dilihatnya itu. Sepertinya rangga tertarik dengan wanita ini.  Cie.. Cie.. 

Tiba-tiba saja rangga merasakan ada ancaman datang dari luar. 

"Awaasssssss...." teriak rangga sambil berlari mendekap puspa berusaha melindunginya. 

Suatu energi besar datang dari luar menghantam dinding rumah makan itu tepat berada di belakang tempat duduk puspa. Meja dan kursi rusak berantakan. Kekuatan energi itu telah membelah rumah makan itu menjadi 2 bagian. Para pengunjung rumah makan itu lari berhamburan. Dan beberapa orang tergeletak di lantai menjadi korban. 

"Hahahahha.... Rupanya Pukulan angin membelah bumi milikiku ini masih hebat ya hahaha...." Terdengar suara orang dari luar rumah makan. 

Siapakah orang itu dan Mengapa dia menyerang rumah makan itu. Lalu bagaimana keadaan Rangga dan puspa, apakah mereka selamat. 

BERSAMBUNG


Baca kisah selanjutnya:
Sang Petualang - Bagian III: Misi Pertama (2)

Baca kisah sebelumnya:
Sang Petualang - Bagian I: Kakek Menghilang
Sang Petualang - Bagian II: Sebuah Petunjuk

Karnawan


Sharing Fantasi, pemikiran, pengetahuan dan pengalaman

0 Komentar

Berikan komentar anda